“Hidup ini adalah petualangan. Semua orang memiliki petualangannya masing-masing, maka jadilah seorang petualang yang melakukan hal terbaik.”  —Matahari, Tere Liye.

Dalam mencari jati diri, kita akan dipertemukan dengan proses yang rumit bahkan menyakitkan. Tidak jarang kita akan kecewa dengan hasilnya, tetapi hidup ini adalah petualangan. Meskipun menyakitkan kita perlu menjalankan yang terbaik agar apapun yang dihasilkan kita tidak akan kecewa. Menanggapi hal ini, Organisasi Sahabat Perpustakaan menyelenggarakan temu penulis pada hari Sabtu, 4 November 2023 dengan tema “Selamanya Mencari Aku”. Acara ini diselenggarakan di V-hall SMA Katolik St Louis 1 Surabaya pukul 08.30 WIB. Temu penulis tahun ini menghadirkan novelis nomor satu di Indonesia yaitu Tere Liye. Acara dibuka dengan sambutan penuh semangat dari para MC, diikuti oleh sambutan dari Dra. Sri Wahjoeni Hadi S. selaku Kepala SMA Katolik St Louis 1 Surabaya, dan MG. Ika Yuliastuti, S.Pd. selaku kepala perpustakaan Thomas Aquino.

Tere Liye menceritakan petualangannya dalam mencari jati dirinya. Perjalanan karirnya tidaklah semulus yang kita lihat sekarang. Ketika beliau masih muda, puisi-puisi yang ditulisnya ditolak berulang kali sementara karya teman sebayanya diterima. Beranjak dewasa, Tere Liye tertantang untuk mencoba jenjang yang lebih tinggi. Beliau mengirimkan naskah pada Kompas, setelah 15 kali penolakan dengan berbagai alasan. Usahanya berbuah manis, dan naskahnya akhirnya diterima. Semakin tertantang, Tere Liye akhirnya memutuskan untuk menulis novel. Beliau memiliki tujuan untuk mendidik generasi berikutnya melalui kisah yang bermakna, menggugah pikiran, dan menyentuh hati. Tere Liye selalu melakukan riset mendalam dan menghadirkan perasaan dalam karya-karyanya. Meski sudah menjadi penulis terkenal, ia terus belajar untuk menjadi lebih baik agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada penikmat karyanya.

Selain pemaparan yang memukau dari Tere Liye, peserta juga diberi kesempatan untuk bertanya langsung kepada novelis yang berasal dari Lahat ini. Pada akhir sesi tanya jawab, Tere Liye menutup dengan kisah inspiratif yaitu “Si Burung Pipit, Penyu, dan Pohon Kelapa” Melalui kisah tersebut, ia mengingatkan kita semua untuk berjuang mencari tujuan kita di kehidupan yaitu memberikan dampak baik bagi sesama dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Temu Penulis diakhiri dengan penyerahan kenang-kenangan, doorprize, dan kesempatan untuk mendapatkan tanda tangan buku dari Tere Liye sendiri. Terima kasih Tere Liye dan semuanya yang telah terlibat dalam acara temu penulis ini.